Babyblues
Babyblues sangat dekat sekali dengan fenomena ibu-ibu yang baru melahirkan, 80% perempuan yang melahirkan baik melalui operasi Caesar atau Normal meengalami babyblues, dan ini pada umumnya muncul pada 3-14 hari dan dapat menetap pada beberapa hari. Yang akan dirasakan adalah :
- Rasa sedih
- Kurang konsetrasi
- Perubahan mood secara drastis.
Mengapa dapat terjadi ? karena adanya perubahan hormonal yang sangat cepat dan adanya stress fisik dan mental setelah melahirkan.
Untuk itu kita harus mengetahui apa yang dihadapi Ketika menjadi ibu, salah satunya adalah Mitos dan keyakinan yang tidak realistis terhadap seorang ibu. Betul atau tidaknya sebuah mitos tergantung dari pemikiran seseorang. Pada kenyataannya butuh banyak waktu untuk beradaptasi menjadi seorang ibu dan tugas tugas yang harus diketahui. Banyak hal baru yang harus dipelajari untuk menjadi ibu dan ini butuh waktu untuk latihan.
Sehingga kita tidak dapat menjudge atau menilai ibu baru untuk berperan secara sempurna dalam mengasuh anak dengan baik, hal ini adalah sesuatu yang tidak adil karena semua ibu butuh waktu untuk beradaptasi dengan tugas, peran, kemampuan dan juga ibu yang satu tidak sama dengan ibu yang lainnya.
Depresi Pasca Persalinan
Tingkatan dari Depresi Pasca Persalinan biasanya lebih tinggi dibandingkan dengan babyblues, karena banyak penyebab lain yang menyertai dan bersifat menetap. Depresi Pasca Persalinan bukanlah hal yang wajar namun hal yang harus mendapatkan penanganan yang teepat dari profesional seperti psikolog atau psikiater.
Depresi Pasca Persalinan dialami oleh ibu sekitar 15-20% dan dimulai dari 40 hari pasca persalinan dan dapat menetap pada 1 – 2 tahun setelahnya. Dan jika dibiarkan maka dapat menjadi lebih berat dan menjadi Psikosis Pasca Persalinan. Psiokosis pasca persalinan adalah suatu gangguan mental yang sudah menyebabkan halusinasi pada diri seorang ibu, seperti seolah-olah mendengar bisikan untuk membunuh anaknya.
Gejala depresi pasca persalinan adalah :
- Ibu akan merasakan perasaan sedih lebih mendalam selama mingguan, bulanan, tahunan bahkan menetap
- Kurang memiliki minat dalam melakukan aktifitas
- Mudah Lelah dan kurang bertenaga
- Mudah lupa dan konsentrasinya menurun sehingga kurang focus dalam melakukan sesuatu
- Memiliki perasaan bersalah dan merasa tidak berguna.
Orang-orang seperti ini harus mendapatkan dukungan dari orang terdekat contohnya seperti suami dan keluarga. Tidak jarang seorang ibu yang mengalami Depresi Pasca Persalinan memiliki keinginan untuk bunuh diri bahkan mengajak anaknya untuk bunuh diri, sehingga harus mendapatkan penanganan yang tepat dari profesional sejak dini.
Faktornya yang menyebabkan Depresi Pasca Persalinan adalah:
- Adanya Riwayat depresi atau orangtuanya ada Riwayat depresi
- Tipe kepribadian
- Banyak kecemasan berlebihan Ketika hamil
- Adanya perubahan hormone yang sangat cepat
- Sosial budaya (kurangnya dukungan sekitar, adanya masalah dalam perkawinan dan adanya kesualitan ekonomi dan adanya ekspektasi budaya yang tidak sesuai dengan lingkungan/ mitos2 yang terjadi)
Ibu-ibu yang mengalami depresi pasca persalinan ini akan sulit untuk melakukan pendekatan dengan anak sehingga berpengaruh terhadap pertumbuhan pada diri anak. Anak akan mengalami perkembangan Bahasa yang kurang karena anak kurang berkomunikasi dengan ibu.
Tanya Jawab :
Tanya : Novi, Depok.
Bagaimana cara kita menghadapi/menyikapi pasangan/saudara/teman yg sedang mengalami baby blues? Dan langkah apa yg harus kita lakukan agar bisa membantu pemulihannya lebih cepat?!
Jawab : Hallo mba Novi Depok,
Jika ada org sekitar mengalami baby blues, coba tanyakan perasaannya dan tawarkan bantuan. Misalnya, kalo ada apa2 nanti cerita ya sama aku Kamu gimana perasaannya selama ini?
Dukung untuk berbicara secara terbuka, tdk memberikan penilaian negatif terburu2. Jika gejala baby blues tdk hilang setelah 40hr, dan mengarah pd gejala depresi, support untuk mendatangi professional, konsul ke psikolog / psikiater
——
Tanya : Nama : Renda
Domisili : Padang
Pertanyaan : Bagaimana agar kita terhindar dari baby Blues semenjak dini? (semenjak sebelum menikah dan melahirkan) dapatkah kita mengurangi/meniadakan resiko terkena baby blues saat nanti sudah punya anak?
Jawab : Selamat malam mba Renda, bagus sekali pertanyaannya.
Memang sejak sebelum menikah/saat hamil, kita hrs tau informasi ttg ini shg bisa mengantisipasi lbh awal. Yang jelas, perhatikan kondisi perasaan sejak hamil, jika dirasa sering cemas berlebihan, rasa tdk nyaman, dan gangguan perasaan yg berat, coba sampaikan. Jgn tunggu smpai melahirkan. Bangun komunikasi yg efektif dan terbuka dengan suami. Biasakan menyatakan apa yg dirasakan , sehingga jika hal ini terjadi, setidaknya suami bs tau apa yg sdng terjadi pd kita.
——
Tanya : Nama: vira
Domisili: Tangsel
Pertanyaan: Bila ibu pernah mengalami depresi setelah melahirkan anak pertama, apakah tinggi kemungkinan beliau untuk mengalami depresi pada anak kedua? Bila demikian, apa yang bisa dilakukan untuk menghindarinya?
Jawab : Hallo bu vira, jika saat kelahiran pertama mengalami depresi pasca persalinan, kemungkinannya 50-80% di kelahiran kedua akan mengalami lagi. Namun, hal ini dpt diantisipasi dgn cara merencanakan program kehamilan yg realistis sesuaikan dgn kondisi ibu. Selama kehamilan kedua, lakukan konsultasi jg dgn psikiater/psikolog mengenai kondisi psikis ibu. Insyallah jika ada usaha lebih, penyebab2 munculnya gejala2 depresi pasca persalinan bisa diminimalisir. Demikian ya bu
——
Tanya : Nama : Fardhini
Domisili : Kalsel
Pertanyaan: Seringkali ketika dalam keadaan depresi Ibuk menjadi tidak realistis, bagaimana untuk keep conscious agar ketika depresi tidak menyakiti diri sendiri atau org disekitar?
Jawab : Hallo ibu Fardhini. Ketika ibu menyakiti diri sndiri atau sekitar, ini belum tentu gejala depresi pasca persalinan. Harus dilihat dulu gejalanya , dan diagnosa depresi pasca persalinan hrs ditegakkan oleh psikolog/psikiater sehingga kita tdk bs menyimpulkan sendiri. Saya sarankan konsul ke psikolog/psikiater dulu ya
——
Tanya : Nama : Hilda
Domisili : Jombang
Pertanyaan : Apakah baby blues dan ppd juga bisa dipengaruhi oleh pola asuh yang dialami ibu sebelumnya saat masih anak-anak? Terima kasih
Jawab : Malam ibu Hilda, betul sekali. Faktor kepribadian dan riwayat depresi, stress berat, abusive, itu sangat berpengaruh pd munculnya gejala depresi. Jika tidak nyaman dgn diri sendiri krn dirasa msh punya pengalaman negatif ttg pola asuh sebelumnya, sy sarankan hrs segera diselesaikan. Konsultasi serta terapi psikologis wajib dilakukan. Terima kasih bu ??
——
Tanya : Nama: Ria
Domisili: Yogyakarta
Pertanyaan : Kebanyakan baby blues di sebabkan oleh orang terdekat entah suami atau keluarga sendiri, bagaimana cara memberikan edukasi terhadap suami dan lingkungan agar hal ini tidak terjadi?
Jawab : Hallo ibu Ria, betul bahwa salah satu faktor penyebab munculnya gejala babyblues dan depresi pasca persalinan adalah kurangnya dr dukungan org terdekat. Dan ini tdk mudah. Perlu proses dan kesabaran. Jika memungkinkan sampaikan melalui bentuk artikel, berita, atau data yg jelas. Jika ibu dirasa mengalami gejala yg berat, ajak suami/ortu konsul ke psikolog/psikiater ya .
——
Tanya : Nisa di Bogor
Bagaimana tips agar ayah tidak terkena PPD? Ada kasus ayah mencubit bayi 3 bulan dan meremas wajah anaknya sampai memerah ketika anaknya menangis. Mungkin ayahnya stres WFH ditambah ada suara berisik tangisan bayi yg mungkin mengganggunya
Jawab : Malam ibu Nisa, berdasarkan penelitian para ayah pun dapat mengalami gejala PPD seperti layaknya ibu. Namun, pd kasus tsb perlu didalami kembali motif dan penyebab ayah melakukan hal tsb. Yang jelas, seorang ayah sama halnya dgn ibu, menghadapi peran baru, status baru, tanggung jwb baru, dan itu tdk mudah. Dibutuhkan saling support antara ibu dan ayah dlm menyambut kelahiran bayi.
——
Tanya : Nama : dini
Domisili : jogja
Pertanyaan :
1.Apakah homeopathy aman dan terbukti bisa meredakan PPD ?
2.Pernah ke psikiater saat mengalami PPD dan asi seret. Disuruh berhenti meng-asi i dan minum obat. Pdhl PPD sy jg berasal dr asi yg seret jg. Sebenarnya bagaimana solusi yg tepat supaya tidak menjadi lingkaran setan
3.Apakah PPD bisa sembuh total? Atau hanya mereda?
4.Semenjak PPD bonding ke anak tidak terlalu baik. Bagaimana cara memperbaiki?
5.Sy sudah berusaha membagi tugas2 mengurus anak kepada org2 rumah. Memang hasilnya jauh lbh baik tp tetap tidak bisa terpungkiri menghadirkan pemikiran bahwa “saya spertinya blm siap punya anak , kenapa sy mengurus 1 anak aja tidak bisa” bagaimana cara menghilangkan pemikiran sprti itu yg sering muncul?
Jawab : Hallo mba dini,
- sy belum menemukan penelitian terkait hal tsb mba,tp jika ada info updatenya sy berkenan mempelajarinya kembali
- Oh begitu, pdhl skr sdh ada obat yg bs dgunakan berdampingan dgn ASI. Jd walopun konsumsi obat tsb msh aman menyusui. Itu yg sy temukan d beberapa klien saya dan jg hasil riset serta data dr psikiater. Coba mba ditelusuri lg atau cari second opinion thd psikiater lain
- PPD bisa relapse jika faktor pemicunya menguat mba.
- Betul, ini pengaruh sekali thd bonding. Minta tolong kpd suami untuk bantu mba dini dekat dgn anak. Mba jg latih diri untuk peka thd hal2 yg bs memicu perasaan negatif muncul thd anak. Jd kita bs tau hal2 apa yg membuat kita bisa bahagia dekat anak.
- Iya mba dini, sy sangat memahami. Ini tentu saja tidak mudah ya, berkaitan dgn kondisi psikis mba yg ppd dan bipolar. Jangan dipaksakan untuk dihilangkan, lbh nyaman diterima, dimaafkan diri kita ketika merasakan itu, buat jeda untuk diri sendiri beproses, ini adalah proses. Dan jika sdng merasakan hal tsb, cari teman berbagi ya.
Mba dini adalah ibu yg hebat, semangat mba
——
Tanya : Sy iin dari bumiayu mau bertanya… Kalau depresi trllu lama pasca melahirkan di biarkan saja ( tidak di bawa ke psikiater ) efek samping nya akan bagaimana ya ???
Jawab : Hallo bu iin, jika PPD dibiarkan maka akan menimbulkan gejala yg lbh parah lg yaitu munculnya halusinasi, bisikan2. Kondisi ini disebut psikosis post partum. Dan ini sudah masuk gangguan jiwa berat. Selain itu , ppd dbiarkan tentu saja akan mengancam jiwa ibu dan bayi
——
Tanya : Saya Fatia, ibu dari 2 putra putri, 3,5 tahun dan 3,5 bulan.
Saat pertama kali melahirkan, saya merasa mengalami ketidaknyamanan yang saya sendiri juga tidak bisa sebut PND atau baby blues karna memang tidak berkonsultasi dengan pakar. intinya saya sangat bingung saat itu sampai saya sering sekali merasa ingin ‘hilang’ saja dari semua nya dan gak bisa ask for help karna terlalu bingung.
Melahirkan anak kedua, saya sangat beruntung di era pandemi ini karna sampai saat ini suami WFH dan saya merasa tidak mengalami hal negatif seperti dulu. merasa sangat nyaman sekali.
tetapi, saya merasa sangat takut ketika suami akan WFO. walaupun belum, stress nya sudah mulai dari sekarang. saya gak bisa tidur, setiap tengah malam psti bangun.
saya harus menata diri mulai dari mana?
saya juga kesulitan untuk menyampaikan ke suami karna saya sendiri juga bingung hal crucial apa yang harus jadi concern utama
Jawab : Mba, apakah suami tau mslh ini? Kekhawatiran ini, apa yg sbnrnya mba rasakan, saya sarankan cari teman bicara. Jika hal ini sudah sangat lama dirasakn dan sangat mengganggu, minta bantuan professional ya. Jangan dibiarkan.
Iya mba @dr. Fatia Anindita , saya paham, krn masalah komunikasi ini tdk mudah, butuh proses. Jika bingung krn terlalu banyak issue, boleh dipaparkan satu demi satu melalui catatan pribadi. Jdwalkan poin per poin disampaikan pd suami. Jangan semuanya tanpa perencanaan, krn suami pst kaget, dan laki2 bingung jika mendengar banyak topik yg kita bicarakan. Usahakan awali komunikasi dgn i-message, artinya awali dengan pernyataan “saya merasa….”, Jangan dengan kata lain apalagi langsung menyudutkan suami misalnya.
——
Tanya : Nama : Annisa
Domisili : Tangsel
Pertanyaan : Kadang ada seorang ibu merasa sedih karna tidak bisa lahirkan secara normal Dan ada ketakutan2 untuk melahirkan anak selanjutnya pernah terbenak dipikirannya apakah bisa melahirkan secara normal setelah persalinan pertama sesar Bagaimana untuk mengatasi pemikiran seperti itu yg selalu menghantui fikiran?
Jawab : Hallo mba annisa, ketakutan yg muncul adalah hal yg wajar. Namun, coba didalami lg, hal apa yg menjadi dasar kekhawatirannya. Apakah proses sc nya, ataukah ada hal lain. Menurut sy, tdk perlu terburu2 untuk hamil lg jika msh ada kekhawatiran itu. Sampaikan hal ini pd org terdekat, hindari informasi2 terkait hal tsb yg dpt menambah kekhawatiran
——
Tanya : Nama : Nur Ainur Rizky
Domisili : Bondowoso
Pertanyaan : Sebelumnya sy terdiagnosa ppd dengan anxiety tapi sudah selesai terapi obat. Yg ingin saya tanyakan
1.Bagaimana cara membangun kembali pelekatan antara anak dgn ibu yg baru mulai belajar/baru menyelesaikan fase ppdnya?
2.Bagaimana cara menghadapi stigma “jadi ibu harus kuat,jadi ibu tdk boleh mengeluh”
3.Apakah PPD ataupun anxiety dikatakan sembuh jika penderitanya sudah dpt mengendalikan psikisnya sndiri? Dgn kata lain,msh bs kambuh sewaktu waktu?
Jawab : Malam mba Nur
- Membangun kembali bonding dpt dilakukan dgn cara mencari tau kembali hal apa yg paling nyaman yg mba lakukan bersama anak. Misal, lbh nyaman main outdoor, lbh hepi ajak main anak dgn cara yg kita sukai bs jd salah satu cara menyamankan kembali kedekatan dgn anak. Lalu, lbh sering menyatakan perasaan pd anak, misal mama sayang sekali sama kamu, nak , mama minta maaf ya kalau mama ada salah, kamu kebahagiaan terbesar untuk mama
Ungkapan verbal yg diulang bisa merubah emosi negatif dlm diri.
- Kita tdk bs mengatur pikiran, perasaan, dan perbuatan org lain. Tp yg kita bs adalah mengendalikan sikap kita. Maka, jika ada stigma tsb, tanamkan dlm pikiran kita bahwa kita sdh melakukan hal baik sebagai ibu. Gali kelebihan diri kita, apa hal2 positif yg kita punya dan baik untuk keluarga, jadikan modal untuk lbh percaya diri
- Bisa relaps jika faktor pemicu muncul
——
Tanya : Nama : dini
Domisili : jogja
Pertanyaan :
Bagaimana kalau suami dan aku sama2 mengalami depresi yang berat. Saat PPD datang suami tidak bisa mensupport dengan baik kdg malah menambah beban. Sudah berupaya mencari bantuan tp blm ada yg bisa benar2 meredakan. Gimana ya kak solusinya apalagi kami LDR
Jawab : Ya mba dini, jika merasa dua2nya mengalami mslh berat, hrs diselesaikan scra serius. Cari org yg bs menengahi masalah . Lakukan konsultasi pasangan .
Demikianlah Resume Kulwap kita kali ini, dimana dalam mengantisipasi terjadinya babyblues dan depresi pasca persalinan diperlukan beberapa hal berikut :
- Terbuka terhadap apa yang kita rasakan
- Saling terbuka berkomunikasi dengan pasangan
- Pengetahuan terkait kehidupan berkeluarga
- Tidak membanding2kan diri sendiri dengan orang lain dalam pengasuhan anak
- Dukungan orang terdekat dan lingkungan sekitar
Dan apabila memang dirasa perlu, bisa meminta bantuan orang lain dan berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater.
Nah, sekian dulu resume kulwap kali ini yah. Pastikan kamu ikutan kulwap kami di lain waktu yah!
Narasumber : @Novyulianty – Psikolog Klinis
Moderator : @entisfitriasi